Semarang. Selasa bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2022, Universitas Islam Negeri Walisongo mentaja kegiatan seminar bertemakan ”Academic Writing: How to Avoid Plagiarism”. Kegiatan ini terlaksana berkerjasama dengan Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dan Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS). Seminar perdana yang ini, dilakukan secara offline dan online (daring melalui link zoom).
Seminar dihadiri dan dibuka langsung secara offline oleh Rektor UIN Walisongo Semarang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor 1 Bapak Prof. DR. H.M. Mukhsin Jamil, M.Ag. Juga hadir Kepala Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, yang diwakili oleh ibu Hariyah, M.Hum serta Ketua Umum APPTIS ibu Dra. Labibah Zain, M.Lis. “Semoga seminar yang dilaksanakan ini, dapat meningkatkan motivasi para mahasiswa dan penulis untuk menulis karya-karya baru yang tentunya berkualitas serta bebas dari plagiat” harapan bapak Mukhsin Jamil.
Kegiatan seminar diikuti oleh beragam unsur peserta, baik mahasiswa, dosen, pemerhati Pendidikan serta pustakawan dan pengurus APPTIS dari UIN, IAIN dan STAIN se- Indonesia. Webinar menghadirkan narasumber yang sudah teruji mumpuni pada bidangnya yakni Agus Mutohar, PhD dengan topik bahasan Strategi Menulis Karya Tulis Ilmiah dan narasumber kedua Miswan, S.Ag, S.IP, M.Hum dengan topik bahasan Strategi Menghindari Plagiat, serta dipawangi oleh moderator Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum.
Agus Mutohar, P.hD dalam paparannya mengungkapkan, “mengapa kita perlu menulis?” Sebab “menulis bertujuan untuk menunjukkan kepakaran dan kredibilitas seorang akademisi lewat karya tulis ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional, dan untuk melatih kreativitas, kemampuan berfikir kritis, dan kemampuan komunikasi penulis”. Dan juga tentunya “sebagai sarana menambah income” imbuhnya. Disisi lain, Miswa, M.Hum menyatakan, “Tulisan kita penting untuk dipublikasikan, sehingga dapat diakses oleh banyak orang, tulisan berkualitas menjadi konsumsi public, untuk itu tulisan tersebut sebaiknya dipastikan bebas dari plagiasi”. Ditambahkan Miswan, M.Hum, cek plagiasi dilakukan menggunakan aplikasi plagiasi, seperti Turnitin. Dan yang sangat menentukan kualitas cek plagiasi agar berkualitas adalah besar kecilnya database dan setingan aplikasi yang terukur.
Seminar berlangsung sangat interaktif, antara narasumber dengan audiens, tergambar dari antusiame peserta (baik peserta offline maupun peserta online)mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan topik pembahasan yang dipaparkan narasumber. Diakhir acara, moderator menutup dengan rumusan konklusi bahwa “navigasi untuk academic resouces sangat penting perkembangan ilmu pengetahuan, untuk itu pustakawan harus mampu ambil bagian dan memposisikan diri pada posisi yang urgen”. (Rasda)