Sebagai teman dan sahabat, saya sangat senang dan bangga atas tercapainya derajat tertinggi untuk karier pustakawan sebagai Pustakawan Utama. Ini sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang harus dicapai dengan perjuangan yang berpeluh, perih, tercabik-cabik dan bahkan mungkin juga cucuran air mata. Karena ia pustakawan utama, maka hanya sedikit orang yang mencapai derajat Mahmudah ini. Seperti piramida, semua yang di puncak hanya sedikit dan semakin mengerucut. kebanyakan kita hanya mampu di tengah dan bahkan bertahan di lapisan bawah sebagai penyangga dari piramida tersebut.
Saya salut untuk Bang Thawwaf, karena beliau hanya sedikit dari sahabat dan karib seperjuangan yang konsisten menempuh jalan profesi kepustakawanan. Kami dulu di tahun 1995 kurang dari tiga puluh orang dari seluruh Indonesia, dididik di Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia untuk menjadi pustakawan di lingkungan perguruan tinggi Departemen Agama( sekarang Kementerian Agama). Ibarat produk, bang Tawwaf adalah produk yang dibuat dan berproses menjadi seperti yang diinginkan oleh penciptanya, karena sebagian dari kami menempuh jalan yang berbeda. Saya sering bicara bahwa profesi pustakawan adalah profesi yang luar biasa, dan bicara kemana-mana bahwa saya bangga menjadi pustakawan dan keilmuan perpustakaan lah yang membentuk diri saya. Tapi pada kenyataanya, saya yang berpendidikan S1 dan S2 Perpustakaan tidak pernah mengajukan diri dan mengumpulkan angka kredit untuk menjadi pustakawan, dan bahkan menempuh jalan yang lain.
Keteguhan dan ketekunan Bang Thawwaf adalah contoh etos kepustakawanan yang ideal, yang mempengaruhi pola pikir, nilai, dan aksi-aksi nyata dalam dunia kepustakawanan. Beliau, orang yang sangat bersemangat untuk berkiprah di organisasi profesi pustakawan di saat sebagian orang berada di persimpangan jalan. Keteguhan dan ketekunan itu juga yang mengantarkan bang Tawwaf menaiki tangga demi tangga yang tidak mudah dalam jabatan fungsional pustakawan, yang pada akhirnya tangga-tangga kecil itu mengantarkan ktangga tertinggi kepustakawanan.
Derajat pustakawan utama sebagaimana disebutkan di atas sebagai derajat Mahmudah, bukanlah jabatan yang kaleng-kaleng. Sebagai Pustakawan Utama, di bawahnya ada jabatan Pustakwan Madya, Pustakakawan Muda dan Pustakawan Pratama yang masing-masing level tersebut ada sub-levelnya. Oleh karena menyandang derajat yang luar biasa ini, maka beban yang diemban oleh Bang Thawwaf juga tidak mudah, beliau harus menjadi panutan, teladan, ispirator dan juga pemimpin bagi juniornya. Oleh karenanya, saya mengucapkan selamat untuk Bang Thawwaf, teruslah berkarya, teruslah menjadi panutan, teladan dan inspirator bagi para pustakawan. Teruslah menjadi sosok yang menghidupkan dan mencerahkan, menggugah dan menggagas hal-hal inspiratif baru.
Kepustakawanan di era disrupsi seperti hari ini, mendapat tantangan berat yang harus dihadapi oleh Bang Thawwaf, dan beliau harus membuktikan bahwa kepustakawanan, pustakawan, dan perpustakaan merupakan jawaban atas disrupsi terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Saya titip dengan Bang Tawwaf, jangan sampai profesi pustakawan kelak hanya menjadi sejarah, bahwa dulu ada profesi yang disebut pustakawan dan karena para pustakawan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, profesi tersebut menjadi sejarah, dan biarkan saya dan beberapa sahabat menempuh jalan lain untuk mendorong kepustakawanan dari sisi yang lain, atau menjadi penjaga dari luar kepustakawanan ini. Belahlah dadaku, di sana ada tumpukan entri katalog dan tajuk subyek yang berserakan.
Puji Raharjo
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung