Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan program International Talks, Visiting International Libraries#1 bertema UNESCO MIL Alliance: Media and Information Literacy Skills pada hari Kamis, 28 Januari 2019. Program ini diselenggarakan bekerjasama dengan SLA Asia, APPTIS, IGroup, Ebsco, serta Taylor and Francis. Program ini menghadirkan pakar literasi informasi internasional Dr. Jesus Lau (Professor, Universidad Veracruzana). Program International Talk ini diawali dengan pemutaran lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Himne UIN Sunan Kalijaga yang didengarkan oleh seluruh peserta.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Phil Almakin, MA, dalam beliau merasa gembira dan bangga dengan kemajuan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang belum lama ini menerima penghargaan dari Kementerian Agama RI atas inovasinya dan dalam berjejaring internasional. Beliau berharap Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan kreatifitas dan inovatifnya akan membawa perpustaan dua langkah lebih maju di depan perpustakaan lainnya. Beliau memperhatikan bahwa perpustakaan bisa menjadI tempat yang menarik dan atraktif, tidak hanya sebagai tempat untuk membaca buku, namun juga sebagai tempat sharing idea, tempat bersantai dan menjalin relasi. Meskipun saat ini adalah masa pandemic covid 19, namun Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tetap berupaya memberikan sesuatu yg menarik, seperti program yang dilaksanakan sekarang ini. Institusi UIN Sunan Kalijaga sangat mendukung perpustakaan dg meningkatkan anggaran perpustakaan, antara lain dalam melanggan ejornal. Atas semua yang telah diupayakan perpustakaan, beliau sangat menghargai perpustakaan sebagai sebuah tim yang solid. Selain Prof Al. Makin, sambutan juga disampaikan oleh Dr. Debal C Kar, President of SLA Asian Community.
Dalam program international talk seri pertama ini, Dra. Labibah Zain, MLIS (Kepala Perpustakaan UIN SunanKalijaga) selaku moderator menyampaikan biodata narasumber. Dr Jesus Lau memiliki peran internasional di organisasi prestisius dunia seperti SLA dan IFLA. Beliau telah mengunjungi 50 negara sebagai pembicara di bidang literasi informasi. Karya ilmiahnya berjumlah kurang lebih 200 judul, termasuk IFLA Literasi Guide yang telah diterjemahkan ke dalam 12 bahasa. Atas kiprahnya, beliau telah mendapat banyak penghargaan nasional dan internasional.
Jesus Lau membahas topik yang sangat penting, terlebih di situasi akhir2 ini, di masa pandemic Covid 19 yang masyarakat banyak menghadapi infodemik, informasi hoax, dan miss information. Pembahasan yang dipaparkan Dr. Jesus Lau ini mencakup: 1) Media and Information literacy (MIL) competencies, 2) Media and information literacy parallel roads, 3) UNESCO MIL Alliance. Multiple literasi, transliterasi, literacy abad 21, yang secara keseluruhan disebut holistic learning merupakan beragam tipe kompetensi yang semua itu berlandaskan informasi yang diperlukan dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan ini, informasi seperti energi yang menjadi bagian dari apapun yang kita lakukan, sehingga penting bagi kita untuk memiliki skil dan kompetensi tersebut. Dalam pemaparannya, Jesus Lau menyampaikan bahwa terdapat beragam media, antara lain buku, websites, internet social networking, dan artefak museum.
Dengan memiliki kompetensi tadi, kita akan mendapatkan keuntungan dari berbagai media dan mampu memanfaatan beragam tipe media utk, belajar, bekerja dari waktu ke waktu, dan hiburan. Dengan demikian informasi yang diperoleh adalah informasi yang berkualitas. Terkait mass media, Jesus Lau mengatakan bahwa mass media sangat penting dalam kehidupan kita,yang mengarahkan kita dalam pengambilan keputusan, seperti terkait apa yang kita kerjakan, dan apa yang kita fikirkan. Selain itu, informasi dalam mass media bisa member keuntungan dalam jangka panjang, seperti dalam hal pembelajaran.
Beliau menjelaskan pula mengenai kesamaan tiga komponen utama dari literasi informasi dan mengenai media informasi, yaitu: akses, evaluasi, dan pemanfaatan. Informasi literasi dalam media informasi menjadi penting dalam lingkaran konteks literasi yang meliputi masyarakat, bidang kerja, kehidupan, dan Pendidikan.Konsep masyarakat informasi berlandaskan information skill, dimana orang dapat membuat, mengakses, menggunakan informasi, serta share informasi dan pengetahuan, yang memungkinkan individu, dan masyarakat mampu secara optimal mempromosikan, pengembangan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup mereka.
UNESCO MIL Alliance, meliputi 2 divisi: 1. perpustakaan (information) 2. Mass media. Kedua divisi ini bertugas mengembangkan media information skills, dan telah menggabungkan konsep dan memotivasi komunitas internasional untuk bergabung dan bekerjasama di antara akademisi, pustakawan, dan mass media. Adapun Tujuan MIL Aliance yaitu mengarahkan dunia untuk menjadi lebih visibility dan lebih efektif untuk mencapai tujuan yang dikehendaki serta memperjelas kunci strategi partnership untuk membawa MIL secara global. Selain itu memberikan satu suara tentang masalah tententu terkait, seperti berkaitan dengan kebijakan pemerintah di berbagai dunia. MIL juga menyediakan kurikulum pelatihan yang dapat digunakan di universitas maupun komunitas di masa saja.
Program international talks seri pertama ini diikuti oleh 100 perserta dari berbagai negara dan akan berlangsung setiap bulan hingga bulan Desember 2021. Para peserta dan masyarakat umum dapat mengikuti atau menyaksikan program ini melalui channel youtobe @sukalib. (Ist)
repost: lib.uin-suka.ac.id